Minggu, 30 Agustus 2009

MITONI/7th month of pregnancy..(Java Tradition)

In Java tradition, mitoni is life cycle chain that until now it is still held by Javanese. Mitoni word comes from ‘am’ (prefix that indicates verb) + ‘7’ (pitu) that means activity held on count seventh. Mitoni ceremony is custom and tradition that held on 7th month the first pregnancy in order to embryo in womb and mother always obtain safety.

Ceremonies that held in pregnancy time such as ceremony of bathing a bride prior wedding, enter egg into bride cloth by husband, change of cloth, enter young coconut, cutting thread/young coconut leaf, Brojolan ceremony, drink guest, and nyolong endhog , essentially change ceremony that believed as infrastructure to avoid dangerous, namely initiation which it is old tradition. In addition to there is primordial solidarity aspect especially general custom from generation to other generation preserved by social community. Ignore custom will cause critical and bad name for family that concerned with social community.

Mitoni can be held sometimes, usually it selects good day to perform mitoni ceremony. Good day for mitoni ceremony is Tuesday (Monday until night) or Saturday (Friday until night) and held in daytime or afternoon. While place to perform this tradition usually selected in front location that called pasren namely senthong tengah. It is relevant with peasant group as place to worship goddess of rice crop. Because most of people have not senthong, then mitoni ceremony usually held at living room or a place that has large capacity to perform ceremony.

Technically, this ceremony is held by shaman or family member that argued as oldest. Presence of shaman in this ceremony more ceremonial in the sense prepares and performs pregnancy ceremonies.
While the ceremony that held on mitoni tradition as follow as:
1.Ceremony of bathing a bride prior wedding is ceremony symbol as sign to purify self, both physical and soul. It is symbolic has objective to clean bride from sin so that future she bear with safety and health. Ceremony of bathing a bride prior wedding in bath room and guided by shaman or family member that argued as oldest.

2.Enter egg into bride cloth by husband through stomach then it fall down so that broken. This ceremony is held at Ceremony of bathing a bride prior wedding place in order to baby born health without difficult.

3.Brojolan ceremony or enter pair of young coconut that decorated with Kamajaya and Dewi Ratih or Arjuna and Sembadra into sarong from up to under. Meaning of symbolic from this ceremony is future baby born with success without difficulty.
Brojolan ceremony is held in front of senthong tengah or pasren by grandmother (mother from pregnant mother) and received by mother-in-law. Both young coconuts is laid on the bed like sleeping baby.
Symbolically Kamajaya drawing and Dewi Ratih or Arjuna and Sambadra symbolizes if the baby born will be beautiful and has good character like illustrated figure. Kamajaya and Dewi Ratih or Arjuna and Sembrada are ideal figure for Javanese.

4.Change of cloth ceremony is held with fabric as much as 7 (seven) kinds and different motif. It and belt will be best alternative in order to future the baby also has merits as reflected in such fabric.
Cloth motif as follow as: 1. sidomukti (symbolize happiness), sidoluhur (symbolize majestic), 3. truntum (symbolize in order to merits value always hold), 4. parangkusuma (symbolize struggle to live), 5. semen rama (symbolize in order to both parents can maintain forever/cannot be separated), 6. udan riris (symbolize optimistic in order to emerge in community can self-support. The last cloth that most suitable from lasem motif and belt motif. This ceremony is held at senthong tengah.

5.Cutting thread/young coconut leaf that circled on her stomach. Young coconut leaf is changed with coconut leaf. It must be cut by father in order to baby born success.
6.Ceremony break caldron and scoop that made from piece of coconut shell. It is aimed to express (pray and safety) future she easy bear her baby without difficulty.

7.Sorongan drink tradition symbolizes child in womb can easy born like pulling.

8.Nyolong endhog ceremony symbolizes baby smooth and success is born. This ceremony is held by father with take egg and carries it running quickly while cycling village.

With performing all ceremonies at mentioned above, then mitony ceremony can be said over and finally shaman lead pray with cycling ceremonial meal. It or presentation partly taken goes home by audience to enliven the ceremony.

Symbol or meaning that exist in mitony ceremony element

Mitoni ceremony is the ceremony that held when pregnancy achieves seventh months, contains symbols and meaning or sign that can be interpreted as follow as:

•Presentation contains meaning as worship to ancestor that leaves us. They resided high place, like mountain.
•Sajen jenang abang, jenang putih symbolizes seed from man and woman that combined in form of baby.
•Presentation such as sega gudangan, contains meaning in order to baby is always freshness.
•Cengkir gading (young coconut that has yellow color) that given by Kamajaya and Dewi Ratih has meaning in order to baby future born as boy and has high character like Kamajaya. By contrast, they hope beautiful like Dewi Ratih.
•Lawe thread or young coconou that called also young coconut leaf must be cut.
•Motif sevent motif symbolizes merit of mother that contains seven months.
•Sajen dhawet has meaning in order to baby further can be born easy.
•Presentation such as egg then broken contains meaning like prediction, that if it broken then baby was born a girl, by contrast not broken then baby was born boy.

PUDARNYA MAKNA “MAHA”SISWA

Kata ‘maha’ biasanya dikaitkan dengan sesuatu yang agung dan tinggi nilainya atau derajatnya. Jika sebuah kata digabung dengan awalan maha maka kata tersebut akan memiliki makna yang lebih tinggi derajatnya dari makna kata sebelumnya. Sebutlah kata mahadewi yang dapat diartikan sebagai dewinya para dewi, maharaja sebagai rajanya para raja atau mahapatih yang berarti jabatan patih paling tinggi diantara jabatan patih lainnya dalam sejarah kerajaan di Indonesia.

Pada saat ini kata maha seolah tergusur dari tempatnya semula atau dengan kata lain menjadi terlempar dari fungsi aslinya. Kata maha seolah dihinakan oleh penyandang kata itu sendiri. Makna maha tidak lagi dihargai sebagai suatu nilai atau derajat ketinggian sesuatu atau seseorang. Ia telah dicampakkan dalam kelamnya jurang-jurang pertikaian dan kerusuhan. Intrik-intrik kekuasaan dan kepentingan membelenggu kesadaran akan luhurnya nilai-nilai dalam kata maha tadi.

Mari kita mengingat kembali kejadian tahun 1998 yang merupakan masa jatuhnya pemerintahan orde baru. Peristiwa yang mengubah wajah bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para mahasiswa. Sudah menjadi fitrahnya jika kaum muda intelektual, yakni mahasiswa itu sendiri, merupakan iron of change. Sebuah generasi yang akan melanjutkan tampuk kepemimpinan negeri ini, melakukan perubahan positif dan membawanya ke arah yang lebih baik.

Rekan-rekan negara ini akan tetap sama jika individu-individu di dalamnya masih tetap memikirkan diri sendiri, tidak mau peduli terhadap apa yang terjadi dengan negara ini, Mari mulai belajar dari yang kecil yaitu perduli terhadap apa yang ada di lingkungan sekitar kita.Ingat seorang mahasiswa di tuntut untuk berpikir kritis, pada saat kita tidak dapat melakukan itu apakah kita masih bisa disebut sebagai seorang mahasiswa?
“ PEOPLE DON’T CARE HOW MUCH YOU KNOW UNTIL THEY KNOW HOW MUCH YOU CARE”
Dr. John C. Maxwell

Mari menjadi orang berguna dan bermanfaat bagi orang lain..
Sodara" kita di negeri ini banyak yang mengharapkan uluran tangan dari kita agar mereka mendapat kehidupan yang layak..

Siklus jasa penerbangan luar negeri di bandara soekarno-hatta

1. Calon Penumpang Meminta Jadwal Penerbangan
Calon penumpang akan dengan mudah mendapatkan jadwal penerbangan dengan cara menggunakan buku pedoman penerbangan dari maskapai penerbangan ataupun OAG.
2. Membeli tiket
Pembelian atau pemesanan tiket dapat dilakukan di bandara soekarno-hatta ataupun tidak. Untuk tanggal, waktu, dan jenis pesawat disesuaikan dengan inginan calon penumpang.
3. Tiba di Bandara Keberangkatan
Calon penumpang yang akan melakukan penerbangan ke luar negeri dari bandara soekarno-hatta paling tidak sudah tiba 2 - 2,5 jam sebelum jam keberangkatan. Biasanya untuk penerbangan luar negeri yaitu melalui Teminal II D atau Terminal II E pada lantai 2 terminal II.
4. Security check
Sebelum masuk ke dalam tempat dimana penumpang akan melakukan check in, penumpang akan melalui petugas bandara soekarno-hatta yang akan memeriksa apakah ada barang yang dilarang di bawa masuk. Barang bawaan akan melewati alat pemeriksa yang apabila ada barang yang dilarang tidak akan diperbolehkan masuk, barang yang dilarang akan terlihat oleh petugas yang telah melakukan diklat dahulu sesuai dengan kode yang hanya diketahui oleh petugas jaga tersebut. Dan penumpang akan melalui gate detector yang akan berbunyi apabila penumpang membawa barang yang mengandung metal apabila gate detector tersebut berbunyi maka penumpang akan diperiksa oleh petugas yang ada.
5. Check in dan Penyerahan Bagasi
Setelah penumpang melewati security check dapat dating langsung ke counter check in untuk menyerahkan bagasi sesuai dengan ketentuan yang ada di bandara soekarno-hatta dan melakukan check in.
6. Menerima pas naik
Selanjutnya penumpang akan menerima boarding pass yang merupakan tiket yang digunakan untuk masuk ke dalam pesawat.
7. Check fiscal
Penumpang akan melakukan check fiscal sebelum masuk ke dalam ruang tunggu bandara soekarno-hatta.
8. Immigration check
Sebelum masuk ke ruang tunggu para penumpang juga akan melakukan immigration check.setelah itu dapat memasuki ruang tunggu yang disediakan sesuai dengan tujuan keberangkatan.
9. Naik ke pesawat
Setelah masuk ke ruang tunggu, calon penumpang dapat menuju pesawat apabila sudah mendekati waktu keberangkatan dengan menunjukan boarding pass.Di bandara soekarno-hatta tersedia garbarata yang menghubungkan ruang tunggu dengan pesawat.
10. Pelayanan Selama Penerbangan
Penumpang duduk sesuai dengan nomor kursi yang tertera pada boarding pass.
11. Turun dari pesawat
Ketika melakukan pendaratan penumpang diwajibkan menggunakan seat belt. Dan akan masuk ke terminal II D atau II E pada lantai satu terminal II. Biasanya di bandara soekarno-hatta penumpang akan keluar melalui garbarata atau dijemput oleh bus.
12. Membayar visa kedatangan
13. Immigration check
Sebelum mengambil bagasi peumpang melakukan pemeriksaan imigrasi dan membayar visa kedatangan.
14. Menerima bagasi
Penumpang dapat mengambil bagasi di tempat yang telah disediakan yang disebut conveyor belt yang disesuaikan dengan penerbangan yang digunakan penumpang.
15. Meninggalkan bandara
Setelah mengambil bagasi para penumpang dapat meninggalkan bandara soekarno-hatta dengan memeriksa barang bawaan sebelumnya

Peraturan Internasional Bisnis Penerbangan

Dalam dunia penerbangan keselamatan dan keamanan penumpang merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itulah, dalam dunia penerbangan diatur sangat rinci, antara lain, mengenai jalur-jalur penerbangan yang harus dipatuhi semua pesawat sebagai diatur dalam Enroute Charts ICAO,. Dan pertemuan pertama kali yang membahas mengenai masalah penerbangan berlangsung pada tahun 1929 di Warsawa yang dikenal dengan nama The Warsawa Convention. Dalam konvensi warsawa membahas mengenai keamanan dan keselamatan penmpang bagasi, tanggung jawab terhadap penumpang, dan tanggung jawab terhadap bagasi. Selain konvensi Warsawa adalah konvensi Chicago pada tahun 1944 yang menghasilkan landasan untuk setiap peraturan dalam dunia penerbangan hingga saat ini. Konvensi Chicago juga menghasilkan terbentuknya organisasi yang mempunyai kekuasaan untuk membuat peraturan yang berkaitan dengan masalah penerbangan sipil, termasuk transportasi udara komersial serta sarana dan prasarana pendukungnya. Lembaga itu bernama International Civil Aviation Organization (ICAO). Setiap negara yang merdeka memiliki batas wilayah udara yang diakui secara internasional, batas negara ini tidak boleh dilanggar oleh negara apapun. Namun pertauran mengenai batas negara ini masih belum jelas karena tidak terdapat ketentuan yang jelas berapa sampai batas ketinggian mana wilayah udara suatu negara tersebut. Dengan kata lain peraturan mengenai penerbangan adalah hasil dari konvensi Warsawa dan konvensi Chicago sebagai landasan dasar peraturan dalam dunia penerbangan. Dengan demikian tidak dapat suatu pesawat masuk atau melintasi suatu negara tanpa izin dari negara tersebut. untuk mengawasi dan mengatur lalu lintas penerbangan di suatu kawasan melalui penetapan flight information region (FIR). Dengan semakin pesatnya perkembangan dalam dunia penerbangan, pengaturan lalu lintas udara tidak hanya berpatok pada wilayah kedaulatan suatu negara. Sebagai contoh tidak semua wilayah kedaulatan Indonesia FIRnya diatur oleh Jakarta sebagian wilayah Indonesia khususnya kepulauan Riau FIRnya diatur oleh Singapura.Dan hal itu bukan hanya terjadi di Indonesia banyak negara lain pun mengalami hal yang serupa. Indonesia juga memegang FIR pulau Christmas milik Australia, maka apabila ada pesawat dari Sydney milik Australia yang akan terbang ke pulau Christmas harus melapor dulu ke Indonesia. Selain International Civil Aviation Organization organisasi atau lembaga lain yang mengurusi bidang penerbangan adalah International Air Transport Association, organisasi inidibentuk pada tahun 1945 dibentuk akibat cepatnya perkembangan penerbangan sipil setelah perang dunia II. Fungsi IATA dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu fungsi untuk perusahaan penerbangan , fungsi untuk pemerintah dan negara, dan fungsi untuk masyarakat. Secara keseluruhan pesawat atau maakapai penerbangan tidak dapat seenaknya melintas atau memasuki suatu negara. Selain itu setiap negara memiliki kedaulatan pada wilayah udara masing-masing.

A-D Code

A

a.m = Between 12:00 midnight and 12:00 noon
Abacus = Asian/Pacific computerized reservations system owned by Cathay Pacific, China Airlines, Malaysian Airlines, Royal Brunei Airlines, Singapore Airlines and others.
accomodation = A seat/service sold to a passenger.
add-on fare = An arbitrary amount to be added to a gateway fare to produce a through fare. For example, an airline that has a New York (gate way ) to Madrid fare may have an add-on fare to travel from Philadelphia. You may have to use specific airlines and the add-on fare cannot be used alone. It is also called a proportional fare.
Add-ons = Optional tour arrangements that the customer may choose to purchase.
Advertised tour = A travel package presented in a brochure or other written format, meeting specific airline requirements to obtain an IT (Inclusive Tour) number.
Agency list = Agencies a approved by the ARC and/or IATAN to sell airline tickets and other ARC documents.
Air travel card = An airline sponsored credit card used for airline ticket purchases and accepted by many of the airlines. Also called the Universal Travel Plan card.
Airport transfer = The transportation from the airport to hotels or other specified points.
Airsickness = Sickness caused by the motions of the aircraft or altitude, characterized by nausea and vertigo.
All expense tour = An inclusive tour that offers many included services for the stated price. It probably includes most, if not all, meals, sightseeing, taxes, tips, and extras.
All-in = Term for all-expense or all- inclusive arrangements.
All-inclusive = The price includes the features specified (hotel, meals, entertainment).
Amenities = Service and facilities.
Appointment = Process of approval by conferences and/or associations for allowing the sale of tickets and other travel services ( See accreditation).
ARNK = Arunk-A-Arrival unknown, other than air transportation.
ARR = Arrive, arrived, arriving or arrival.
ASAP = As soon as possible.
ATM = Automated ticketing machine/Automatic Teller Machine.
Automated reservation system = Computerized system offering direct access to airlines, hotels, and other suppliers for reservations and ticketing.

B

B & B = Bed and Breakfast. Plan to include full breakfast( unless otherwise specified) with room accommodations can be rooms in guest houses, homes, or hotel rooms.
Baggage check = Receipt or claim ticket issued by a carrier for the handled luaggage.
Baggage, checked, and unchecked = Personal possessions of traveler. Checked baggage is handled bby the carrier. Unchecked is handled by the passenger.
Banquet Event Order (BEO) = The detailed instructions for a particular meeting or other group function. Also called a function sheet.
BB = Buffet Breakfast
BBML = Baby Meal
Bed and breakfast = A meal plan which includes breakfast with hotel or guest house accommodations.
Blackout dates = Certain dates or periods when travel on specific fares is not permitted (usually holidays ).
BLND = Blind passenger
Board = To go on or get on ( also called boarding )
Boarding pass = Card or form given to passenger that indicated the seat assignment or other travel space.
Booking = A reservation
Booking code = A letter used to make a reservation on a specific fare.
Booking fee = Charge incurred for processing a reservation.
Briefing tour = Promotional tour or advance information on destinations or procedures/facilities.
Buffet = Relating to a style of service, a display of foods and refreshment on a table so that guests serve themselves.
Bungalow = A small house or cottage.
Business class = A class of service on airlines that is usually situated between first class and offers such amenities as larger seats, free cocktails, and early check in.

C

Cabin = A sleeping room on a ship. Also the interior of an aircraft. Also a small house.
Cabin attendant = Flight attendant.
Call sign = A code identifying a ship’s radio
Cancel = To void reservations
Capacity controlled = Seats/space is limited
Cargo liner = Ship that carries freight or cargo ( See also Freighter)
Carry-on-baggage = Unchecked baggage that client is responsible for handling.
Cash advance = Monies given to an employee for future expenses.
CBBG = Cabin baggage
CBN = Cabin
CH = Child
Charter = An aircraft, cruise ship, motorcoach, or other transportation used solely by a group
Check-in time = Time when an accommodation is ready to be occupied. Also the time by which passengers should register with carrier to be transported.
Check-out time = Time by which guests are expected to leave or be charged additional monies.
Check point = A place where traffic is stopped for inspection and clearance.
Circle trip = A trip involving more than one destination and returning to the origin city. Example. Tampa to Atlanta to Dallas to Las Vegas to Tampa.
City ticket office = Sales office of a carrier located other than at the terminal.
City/airport codes = Usually three letter codes used to identify cities/airports.
Client = Customer
Code sharing = When an airline uses the code of another airline in flight schedule displays.
Commercial airline = An airline that sells its seats publicly.
Commercial rate = A discount rate offered to a company or business traveler.
Commission = A percentage amount of money paid to agents for selling a supplier’s products ( airline tickets, hotel accommodations, cruise tickets, etc)
Complimentary = free
COND = Conditional
Conditional fare = Also called a leisure class fare, which entitles the passenger to fly free on the next available flight if the flight is full.
Confidential tariff = A list of rates to be marked up for retail sales.
Configuration = A diagram of the interior of an aircraft or other equipment
Confirmation = Certifying that the passengers is holding a room, seat, or other travel arrangement space.
Conjunction tickets = When more than one tickets is used for an itinerary.
Connection flight = The change of planes on a schedule
Corporate rate = A special rate offered to business clientele, or a rate negotiated upon by a supplier and a company.
Coupon = The part of an airline ticket that is surrendered by the passenger for service. A document or voucher to exchange for goods or services.
D

DBLB = Double room with bath
DBLN = Double room without bath/shower
departure tax = A tax levied on departing passengers, usually when leaving a country.
Deportation = The lawful removal, from a sate or country, of an alien whose presence is undesirable.
Deposit = Partial payment to hold space, usually refundable if cancellation is made enough in advance.
Destination = to where someone is traveling.
Domestic airline = Carrier providing service within its own country.
Double booking = The practice of confirming two or more reservations when only one will be used.



E

E-ticketing = Electronic ticketing. See ticketless travel.
economy class = Tourist or coach class
electronic ticketing = See ticketless travel.
EMS = Excess Mileage Surcharge
Escort = Person traveling with a group as a guide, usually available throughout the tour. See also tour conductor, tour manager.
Esocorted tour = A tour that includes the services of an escort. Also called a conducted tour.
Excess baggage = Baggage that may cost more to be transported since it exceeds the allowed limit.
Excursion fare = Usually around trip fare with restrictions such as minimum and maximum stay and advance purchase

Rabu, 29 Oktober 2008

Kualitas Pelayanan maskapai Penerbangan di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada saat ini penerbangan merupakan salah satu moda transportrasi yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kebutuhan masyarakat akan transportasi untuk jarak jauh sudah cukup tinggi terlihat dari jumlah penumpang setiap penerbangan dalam maupun luar negeri. Selain itu harga dari moda transportasi penerbangan sudah terjangkau oleh masyarakat di Indonesia tidak seperti beberapa tahun silam, penerbangan merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki harga yang cukup mahal. Oleh karena itu penulis melihat bahwa sangat penting melihat kualitas pelayanan penerbangan yang saat ini ada di Indonesia karena hal ini berkaitan erat dengan tingkat kepuasan masyarakat yang saat ini banyak menggunakan transportasi penerbangan.
Berdasarkan alasan yang telah diutarakan di atas maka dalam makalah ini penulis berusaha membahas mengenai kualitas pelayanan penerbangan di Indonesia. Penerbangan tidaklah hanya sebuah moda transportasi biasa. Di dalam penerbangan terdapat juga jasa yang diberikan kepada para penumpang dan apabila kita berbicara mengenai jasa maka kita tidak akan bisa lepas untuk membahas mengenai pelayanan yang diberikan. Karena jasa sangat berhubungan erat dengan pelayanan, dengan kata lain di dalam penerbangan pelayanan merupakan hal yang sangat penting. Melihat hal ini maka penulis dalam makalah ini membahas juga mengenai pelayanan jasa apa saja yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan kepada para penumpangnya. Sehingga penulis dapat melihat tolak ukur dari kualitas pelayanan penerbangan di Indonesia yang dan kualitas pelayanan penerbangan itu sendiri.
1.2 Identifkasi Masalah
Untuk mempermudah membahas permasalahan ini, maka penulis perlu membatasi masalah ini agar pembahasan materi yang dimaksud beserta kesimpulan yang akan ditarik tidak akan menyimpang dari proforsi yang ada dalam penulisan makalah ini. Adapun masalah yang akan penulis bahas selanjutnya dalam makalah ini dapat penulis identifikasikan sebagi berikut :
1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan di Indonesia ?
2. Pelayanan apa saja yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan kepada para penumpangnya ?
3. Apakah sesuai tarif yang ditentukan oleh suatu maskapai penerbangan dengan pelayanan yang diberikan oleh maskapai tersebut ?
4. Bagaimana kualitas pelayanan penerbangan yang ada di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Untuk menemukan jawaban atas masalah yang telah penulis indentifikasikan dalam makalah ini, adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat kepuasan konsumen pada pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan yang ada di Indonesia.
2. Mengetahui Pelayanan apa saja yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan di Indonesia.
3. Mengetahui tingkat keseimbangan antara harga yang ditentukan oleh suatu maskapai penerbangan dengan pelayanan yang diberikan.
4. Mengetahui kualitas pelayanan penerbangan yang ada di Indonesia.




















BAB II
KUALITAS PELAYANAN MASKAPAI PENERBANGAN
DI INDONESIA

2.1 Kepuasan Kosumen
Kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap seberapa besar tingkat kualitas pelayanan dari sebuah maskapai penerbangan. Berbagai pelayanan yang mempengaruhi “kepuasan konsumen adalah keramahan seluruh awah kabin, fasilitas fisik yang ada, tarif penerbangan, ketepatan waktu keberangkatan kemudahan akses dan juga keselamatan penerbangan.”(Davis, 2003) Berdasarkan polling yang dilakukan oleh Koran indo pos dari 2.674 orang responden mengenai apa yang diinginkan dari sebuah maskapai penerbangan didapatkan hasil sebanyak 9.6% menginginkan pelayanan ramah dari awak kabin, 16.9% penerbangan yang tepat waktu, armada yang baru 18,3%, 55,2% tarif yang murah.
Berdasarkan data pada polling di atas kita dapat mengetahui berbagai hal antara lain ternyata konsumen masih belum puas terhadap keramahan dari para awak kabin di pesawat dan konsumen menginginkan waktu keberangakatan yang tepat waktu karena memang maskapai penerbangan di Indonesia sering mengalami keterlambatan waktu pada saat akan terbang atau dengan kata lain sering mengalami delay. Dan salah satu maskapai penerbangan di Indonesia yang sering mengalami keterlambatan dalam pemberangkatan pesawat adalah Garuda Indonesia.
Selain itu hal lain yang dapat diambil dari hasil polling di atas adalah konsumen juga menginginkan armada yang baru dari maskapai penerbangan karena armada dari maskapai penerbangan berhubungan erat dengan keselamatan dan fasilitas fisik yang ada. Kita dapat melihat berbagai maskapai penerbangan di Indonesia masih menggunakan armada yang sudah lama atau bekas sehingga sering terjadi kecelakaan salah satunya adalah jatuhnya pesawat adam air. Untuk hasil terakhir dari polling di atas konsumen menginginkan tarif yang murah.
Di Indonesia tedapat 14 maskapai penerbangan dan satu 14 maskapai tersebut merupakan maskapai penerbangan milik negara yaitu Garuda Indonesia. Sehingga kita harus melihat tingkat kepuasan konsumen terhadap maskapai ini. Para pengguna maskapai penerbangan banyak mengalami kekecewaan dari ketepatan jadwal keberangkatan. Selain itu konsumen dari Garuda Indonesia juga kurang puas pada porsi dan variasi makanan yang disediakan di dalam pesawat. Hal lain yang menjadi ketidakpuasan penumpang terhadap pelayanan yang diberikan oleh Garuda Indonesia adalah terhadap pelayaanan bagasi. Pelayanan terhadap bagasi penumpang Garuda Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga secara tidak langsung membuat para penumpang akan menunggu cukup lama pada saat akan mengambil bagasinya.
Berdasarkan data di atas maka terlihat bahwa konsumen masih kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan di Indonesia. Ketidakpuasan konsumen tersebut dari berbagai hal yaitu masih kurangnya keramahan seluruh awah kabin, fasilitas fisik yang ada, tarif penerbangan yang mahal, ketepatan waktu keberangkatan kemudahan akses dan juga tingkat keselamatan dari armada yang di gunakan oleh maskapai penerbangan di Indonesia.

2.1 Pelayanan Penerbangan
Penerbangan merupakan moda transportasi yang banyak sekali memberikan pelayanan kepada para penumpangnya. “Secara umum ada dua jenis pelayanan yang diberikan oleh suatu makapai penerbangan kepada penumpangnya.”(Fitriyanti, 2006) Pelayanan yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan yang pertama yaitu pelayanan di darat atau biasa di kenal dengan nama ground handling pax. Pelayanan di darat merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan kepada penumpangnya pada saat berada di darat atau dengan kata lain sebelum masuk dan sesudah keluar dari pesawat. Pelayanan di darat terbagi menjadi dua yaitu departure section yang terdiri dari check in, document clearance, baggage handling, load and balance, boarding dan arrival section yang terdiri dari baggage handling, lost and found, document clearance. Berikut ini merupakan definisi masing-masing pelayanan yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan di darat. Check in merupakan proses pelayanan penumpang di Bandar udara untuk mendapatkan nomor tempat duduk di pesawat. Document clearance adalah proses pelayanan atau penyelesaian dokumen perjalanan penumpang baik untuk yang akan berangkat maupun yang akan tiba. Baggage handling adalah pelayanan untuk mengurusi bagasi penumpang baik yang akan datang maupun yang akan berangkat. Lost and found adalah pelayanan yang diberikan untuk bagasi penumpang yang tidak diketahui pemiliknya. Sementara itu pelayanan yang kedua yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan adalah pelayanan di dalam pesawat atau biasa di kenal dengan nama inflight service Pelayanan di dalam pesawat mencangkup kebersihan toilet pesawat, ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan, dan pelayanan dari awak kabin. Secara keseluruhan itulah pelayanan yang diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan kepada penumpangnya.

2.3 Tarif Penerbangan
Secara garis besar penentuan tarif suatu rute penerbangan tidak bisa asal saja ditentukan oleh suatu maskapai penerbangan tetapi maskapai tersebut harus mengikuti aturan yang telah ditentukan oleh IATA (International Air Transport Asosiation ). Sehingga tarif yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan yang satu dengan maskapai yang lainnya dengan rute yang sama tidak akan terlalu jauh berbeda. Pada akhir-akhir ini lebih banyak maskapai yang memberikan harga dengan tarif yang rendah atau dengan kata lain maskapai tersebut masuk ke dalam maskapai penerbangan low cost carrier.” Low cost carrier adalah perusahaan penerbangan yang beroperasi secara efisien sehingga mencapai biaya terendah yang memungkinkan untuk produk layanan yang ditawarkan namun tetap konsisten dengan integritas dan keselamatan operasional. Biaya operasional rendah dapat terwujud karena, antara lain, pelayanan selama penerbangan tidak menyertakan hidangan, pemesanan tiket yang mudah dan murah (melalui internet atau call center), penggunaan satu jenis pesawat untuk mempercepat waktu penyediaan pesawat (turnaround time) dan menyederhanakan pemeliharaan, serta lebih banyak menjangkau bandara sekunder yang murah ongkos penggunaannya.” (Prasetya, 2003)
Memang untuk saat ini penerbangan dengan tarif yang rendah mendapatkan respon positif dari masyarakat walaupun memang pelayanan yang diberikan juga seadanya. Maskapai penerbangan memeberikan tarif yang rendah agar dapat menarik para konsumen tabel berikut ini merupakan salah satu contoh tarif penerbangan yang diberikan oleh maskapai dengan rute yang sama.

Harga tiket Pekanbaru-Jakarta
dan Batam-Jakarta
Maskapai Harga tiket (Rp)
BTH-JKT PKU-JKT
Garuda 669.000/500.000* 575.000/446.000*
Merpati 433.000 -
Mandala 443.000 450.000
Jatayu 360.000 400.000
Pelita 360.000 430.000
Batavia 360.000 -
Star Air 376.000 -
Bali Air 430.000 -
Lion Air - 450.000
Sumber: Dari berbagai sumber diolah, Januari 2003
Keterangan: * harga khusus
Dari tabel di atas maka terlihat perbedaan tarif yang tidak terlalu jauh berbeda antar maskapai penerbangan dengan rute yang sama. Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia memang memberikan harga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan maskapai penebangan yang lain. Hal ini terjadi karena Garuda Indonesia tidak masuk ke dalam low cost carrier sehingga harga yang diberikan juga lebih tingi dibandingkan dengan maskapai lain yang merupakan low cost carrier. Selain itu Garuda Indonesia juga memberikan pelayanan yang tidak diberikan oleh maskapai yang masuk ke dalam low cost carrier. Namun dengan harga yang tinggi yang diberikan oleh garuda tidak sesuai dengan pelayanan yang seharusnya didapatkan oleh penumpang. Banyak pelayanan yang kurang yang seharusnya didapatkan oleh penumpang yang telah membeli tiket garuda dengan harga lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai lain. Kekurangan pelayanan yang diberikan oleh garuda yang membuat para penumpangnya kecewa adalah seringnya terjadi keterlambatan penerbangan dan kurang ramahnya awak kabin garuda yang akhirnya membuat para penumpangnya kurang merasa nyaman berada di dalam pesawat.
Harga murah yang diberikan oleh maskapai lain merupakan salah satu strategi agar kursi di dalam pesawat terjual sesuai dengan target yang diinginkan oleh perusahaan maskapai penerbangan tersebut. Namun ternyata tarif murah yang diberikan oleh maskapai penerbangan low cost carrier berdampak buruk pada pelayanan yang diberikan oleh maskapai tersebut kepada para penumpangnya. Selain pelayanan yang memang tidak akan diberikan oleh maskapai tersebut karena termasuk ke dalam low cost carrier. Namun karena maskapai memberikan biaya yang rendah secara tidak langsung itu mengurangi pendapatan yang akan diterima oleh maskapai tersebut. Sehingga maskapai low cost carrier pun harus memangkas beberapa biaya operasional perusahaan. Hal ini benar-benar berdampak buruk karena para maskapai mensiasati dengan cara mengurangi bahan bakar pesawat, bahan bakar pesawat diisi benar-benar pas untuk rute perjalanan sehingga ini membuat para pilot berusaha agar bahan bakar yang seadanya benar-benar dapat membuat pesawat sampai di tempat tujuan walaupun seharusnya rute perjalanan pesawat tersebut tidak boleh melewati jalur yang berbahaya namun karena bahan bakar yang tidak memungkinkan sehingga ia mau tidak mau harus melewati jalur yang dilarang tersebut. Hal ini membuat penerbangan tersebut berbahaya karena melewati jalur yang seharusnya tidak boleh dilewati pesawat sehingga dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan. Inilah yang saat-saat ini sering terjadi kecelakaan pesawat salah satunya alasannya adalah seperti yang telah diutarakan. Selain itu karena pemasukanrendah juga maskapai penerbangan mensiasati dengan cara mengurangi biaya perawatan pesawat sehingga aramada yang digunakan menggunakan pesawat yang jarang mendapatkan perawatan. Secara keseluruhan rata-rata maskapai penerbangan di Indonesia memberikan tarif yang rendah dengan beberapa pelayanan ditiadakan.

2.4 Kualitas Pelayanan
Dalam moda transportasi penerbangan kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting. Namun sebelum mengetahui kualitas pelayanan penerbangan yang ada di Indonesia kita harus mengetahui “dimensi kualitas tentu saja tidak hanya sebatas pada keramahan, komunikasi, fasilitas fisik yang ada, kompetensi, atau kemudahan akses, tapi juga aspek keselamatan penerbangan .”(Davis, 2003)
Walaupun banyaknya maskapai penerbangan swasta yang merupakan low cost carrier sekarang ini yang memberikan tarif yang murah. Namun keselamatan dan pelayanan yang baik merupakan hal yang mutlak. Tetapi pada kenyataannya harga yang rendah malah membuat maskapai penerbangan tersebut mengesampingkan tingkat keselamatan dan pelayanan yang baik dan hanya memikirkan mendapatkan keuntungan yang besar dengan memberikan harga yang rendah walupun harus mengorbankan keselamatan penumpangnya. Padahal kualitas jasa yang baik akan mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa puas pada pelayanan yang diberikan oleh suatu maskapai penerbangan maka ia akan membeli kembali tiket yang dijual oleh maskapai tersebut. “Sayangnya lebih dari 70% perusahaan justru gagal dalam menjaga loyalitas konsumennya. Disinyalir, kegagalan tersebut adalah karena tidak mampu menjaga konsistensi kualitas yang disediakan.”(Kottler, 2003) Tampaknya inilah yang terjadi di hampir semua maskapai penerbangan di Indonesia. Tidak mampu mempertahankan kualitas dengan baik.
Tingkat keselamatan di Indonesia tergolong rendah, IATA memberikan angka 1,3 untuk Indonesia. Sementara standar angka untuk keselamatan penerbangan adalah 0,35, semakin besar angka yang diberikan maka semakin buruk tingkat keselamatan di Negara tersebut. Ini merupakan bukti maskapai penerbangan di Indonesia tidak memperhatikan tingkat keselamatan penumpangnya. Untuk meningkatkan tingkat keamanan penerbangan di Indonesia maka Departemen Perhubungan mengumumkan peringkat maskapai penerbangan yang ada di Indonesia. Pemeringkatan tersebut dibagi ke dalama tiga kategori. Kategori I mengindikasikan bahwa maskapai penerbangan yang masuk kategori ini benar-benar telah memenuhi tingkat keselamatan penumpang. Kategori II mengindikasikan bahwa maskapai telah memenuhi persyaratan minimal keselamatan penerbangan , tetapi masih terdapat beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan. Dan kategori III mengindikasikan bahwa maskapai penerbangan telah memenuhi persyaratan minimal keselamatan penerbangan dan masih terdapat beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan sehingga mengurangi tingkat keselamatan penerbangan.
Dari 20 maskapai penerbangan yang dinilai, ternyata tidak ada satu pun yang masuk kategori I. Sebanyak 13 diantaranya masuk kategori II dan sisanya 7 maskapai penerbangan masuk kategori III.
Berdasarkan pemeringkatan tersebut maka terlihat belum ada satu maskapai penerbangan telah benar-benar memenuhi tingkat keselamatan penumpang. Dan masih ada 7 maskapai baru memenuhi standar minimal keselamatan penerbangan dan masih ada kekurangan sehinggga secara tidak langsung mengurangi tingkat keselamatan penerbangan dari maskapai tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada pada pendahuluan yang berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan :
5. Tingkat kepuasan konsumen pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan di Indonesia.
6. Pelayanan diberikan oleh sebuah maskapai penerbangan kepada para penumpangnya.
7. Tarif yang ditentukan oleh suatu maskapai penerbangan sesuai tidak dengan pelayanan yang diberikan oleh maskapai tersebut.
8. Kualitas pelayanan penerbangan yang ada di Indonesia.
Maka penulis telah mencoba menjawab pertanyaan tersebut yang terdapat dalam bagian isi. Dan penulis menarik kesimpulan yang pertama yaitu konsumen masih kurang puas dengan pelayanan yang diberikan maskapai penerbangan di Indonesia hal ini dapat dilihat dari polling yang dilakukan, masih banyak konsumen yang kurang ramahnya awak kabin, seringnya keterlambatan waktu keberangkatan pesawat, dan armada yang digunakan kebanyakan masih yang lama. Kedua yaitu Pelayanan yang diberikan oleh maskapai penerbangan secara umum terbagi menjadi dua hal utama yaitu pelayanan ground handling pax dan inflight service. Kesimpulan yang ketiga yang dapat diambil yaitu banyak maskapai penerbangan di Indonesia memberikan tarif yang murah tetapi banyak mengesampikan hal-hal yang penting salah satunya adalah tingkat keselamatan dari penerbangan tersebut. Dan kesimpulan terakhir yang dapat diambil adalah Secara keseluruhan kualitas maskapai penerbangan di Indonesia belum dapat masuk kategori baik karena maskapai penerbangan mengesampingkan hal utama yang seharusnya mutlak menjadi patokan bagi setiap perusahaan yang bergerak dalam transportasi yaitu keselamatan penumpang. Selain itu maskapai penerbangan di Indonesia tidak dapat mempertahankan pelayanan yang diberikan sebaik mungkin dan hanya mengutamakan untuk mendapatkan keuntungan yang besar.



DAFTAR PUSTAKA

Davis. 2003. Dimensi Kualitas Pelayanan
Firtiyanti, Wulan. 2006. Deskripsi Tingkat Kepuasan Penumpang Garuda Indonesia
Kottler. 2003. Hubungan Antara Perusahaan dan Konsumen
Prasetya, Sigit Wahyu. 2003. Jatuh Bangun Industri Penerbangan Nasional
Suyono, Saputra. 2003. Analisa Transportasi
Suwarno, Widadi. 2001. Tata Operasi Darat. Jakarta PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
www.Dephub.com